Menikmati Merasa Alamiah Menjadi Tua


Sungguh lucu menyimak tapak hidup saya kini dan menyaksikan bahwa apa yang saya putuskan sekarang tampak begitu 'berbeda' dengan dengungan topik-topik yang sudah dikampanyekan selama masa muda saya.

'Do what you Love.'

'Let Him Go' 

Hal-hal seperti inilah yang membuat saya merasa sungguh tua.

Namun, dalam visualisasi gambar, seperti inilah deskripsi perasaan yang ingin saya ekspresikan: cahaya matahari menyilaukan yang hangat, menerpa wajah saya. Saya tersenyum menatap agak ke bawah, sementara rambut saya yang panjangnya kini mencapai punggung dan telah diperbarui ikal superfisialnya, berkibar seenaknya saja diterpa angin semilir. Sesekali bayang-bayang rindangnya pepohonan membuat cahaya matahari agak berpetak umpet menerobos masuk.

Silau. Rindang. Sejuk. Hangat. Alamiah.

Tes multiple intelligence menunjukkan bahwa kecerdasan natural saya menempati peringkat 1 atau 2 terbawah dari 7 atau 8 kategori yang ada. Keahlian saya dalam bersentuhan maupun mengolah hal-hal yang sifatnya alam memang sangatlah mengerikan. Tapi entah kenapa, saya mengakui bahwa dalam setahun belakangan, kecenderungan untuk menyatu dengan alam jadi tumbuh perlahan.

Saya menikmati hembusan angin. Saya menikmati berjalan - berlari bertelanjang kaki di atas tanah beraspal, berpaving, berumput, maupun hanya tanah soklat biasa. Saya menikmati 'kecek-kecek' air di pesisir pantai sambil bernyanyi-nyanyi ato sekedar bersenandung mengikuti playlist manis 'sara B' di ipod.

Menikmati hembusan angin adalah hal super random, super kecil dari milyaran aktivitas yang bisa dilakukan dalam jatah 24 jam waktu yang manusia miliki tiap harinya. Tapi entah kebetulan, entah dipas-pas kan, rentetan randomisasi mungil seakan tanpa arti tersebut bergulir konsisten, diiringi dengan hal-hal besar esensial lainnya. Saling menyeimbangkan, membentuk metafora yang unik.

Keputusan mengambil langkah hidup apa setelah officially tidak berstatus anak sekolahan. 
Keputusan menjalani rutinitas seperti apa untuk mulai 'make a living'
Keputusan menerima dengan lapang dada hal-hal yang tidak bisa diubah.
Keputusan memilih satu saja hal yang akan fokus dilakukan.
Keputusan untuk berani menyeimbangkan ritme hidup dengan seraya berhenti sejenak di luar ribuan gol yang ingin dituju.
serta
Keputusan untuk tetap percaya, bahwa mau melewati putaran balik, belokan, rekalkulasi, berenang dulu, bersepeda dulu, merangkak dulu, mengesot dulu; as long as I know what I am doing and Why, I know where's my destination, I'll keep going on.

Based on MBTI categorization of human's characteristic, i can bravely conclude, that this ENTJ now grows precisely into the new ENTP. :)
with a reason, for a purpose.

Once a Dreamer, Forever A Dreamer.
Once i know why i'm here, i'll still look up to 'that'.

Happy 24th Birthday Valencia Leonata.

Feels so old. 
That's natural.
and i love it.

Lover. Dreamer. Learner.

Comments