Monologue: Doesn't Passion Enough (to be lived)?

*M: Moderator
*A: Valen as A
*B: Valen as B

M: By the way, Konteksnya urusan bidang yang diminati untuk pegangan hidup.
Buat pegangan hidup, gak sekedar hobi.


A: Untuk bisa dihidupi, Passion Harus ditambah dengan kerja keras, keuletan, ketekunan, keberanian, ketulusan.

B: Ya, saya tau itu.
Yang hendak saya tanyakan adalah:
Hidup (bener2 hidup)dari sesuatu yang kita 'passion' i... (plus kerja keras tralalala itu) bisa gak sih?

A: Tergantung apa yang kamu maksud dari 'hidup' dari passion itu. Menurut kamu 'hidup' itu seperti apa loh standardnya? Seperti pencapaian yang sudah diraih keluargamu?

B: Ya, katakanlah seperti itu... Habis rasanya kadang tidak adil. Bagi orang-orang dengan latar belakang keluarga seperti saya, passion (bahkan ditambah kerja keras tralalalala) di dunia semacam media, informasi, seni, dan olahraga, seakan tidak bisa dijadikan pegangan hidup.

A: Chinese -business blood- family backgroun maksudmu?

B: Yea, Come on.... Dengan segala pembuktian yang memang sudah dibuktikan mereka. Saya seakan dibesarkan dalam lingkungan: yang menghasilkan uang itulah yang nantinya menjadi passion hidup. Ya, mungkin itu pengaruh dari kehidupan mereka yang dulunya serba tidak berkecukupan. Jangankan mikir hidup dari passion, mikir hidup besok makan apa aja nggak bisa. Jadinya, yang dipikir ya how to survive. Dan ketika sudah menemukan cara untuk survive, itu yang dihidupi jadi passion.

A: Jadi kebalik dengan kamu.

B: Iya. Sekarang saya bingung mana yang betul. Apakah pemikiran saya bahwa: 'hidup berdasarkan apa yang menjadi passion' ini timbul karena saya dibesarkan secara berkecukupan dan tidak sempat merasakan menjadi mereka?

A: Hmm.. bisa jadi. Kondisi lingkungan kan turut berpengaruh dalam pembentukan pola pikir seseorang. Ah iya, lupa yang terpenting.

B: Apa?

A: Ditambah komunikasi.

B: Dengan keluarga?

A: Dengan pencetus dan pencipta Passion-mu.

B: ?

A: Aku rasa dia lebih tau dari aku. Kenapa dia memberi kamu passion itu. Dan kenapa dia membawa kamu ke dalam cara berpikir seperti ini.

The good you do today, will often be forgotten. Do good anyway.

Comments

  1. ooo... now i found another way to do internal communication: monologue posting!!!!! basically it's a long long time ago topic to be discussed, to be thought... sometimes i'm sure with what i think, and sometimes not.... and here comes another debate in my mind....

    ReplyDelete
  2. super opo ce... super sinting iki wes an ngomong2 dw.. posting2 dw.... huahahahahahaa

    ReplyDelete

Post a Comment

thanks!