Mom is Coming!



Sejak kecil, saya terbiasa tidak terlalu tergantung dengan mama. Bukan karena sok ga mau jadi 'anak mama.' Awalnya, karena tuntutan situasi. Papa Mama saya sibuk di toko, pagi sampe sore, minimal jam 6. Jadi seingat saya, hari-hari masa kecil saya banyak dihabiskan dengan kegiatan les, atau main sama baby sitter. Bahkan sepertinya, kalo mengingat perasaan masa kecil saya dulu, saya lebih 'ngintil' sama 'sus' dibanding mama.

Hingga hampir menginjak usia 20 tahun ini, hubungan saya dan mama memang tidak bisa dibilang deket sampe curhat-curhat segala macem. Buanyak perkembangan yang sepertinya mama saya tidak ketahui tentang saya. Pengalaman serta hal-hal apa yang telah saya lewati. Sebaliknya, saya juga g brapa paham masalah apa yang mama hadapi. Mulai dari sakit fisik, ataupun masalah psikis.

Seingat saya, salah satu momen ketika saya udah cukup 'gede', dan merasa bener-bener tergantung sama mama adalah ketika saya sakit batuk 'sinting' sekitar november 2007. Saya ingat, waktu itu menjelang SE Nas Fikom. Saya salah satu panitia, dan seminggu sebelum keberangkatan saya hanya sakit batuk, tapi sinting. 2 hari blas ga bisa tidur karena batuk sepanjang malam ga bisa berhenti. Tenggorokan rasanya gatal, sakit, dan cuma pengen batuk. Dini hari, saya ketok kamar mama dan cuma bisa bilang, "Ma, gak bisa tidur blas." Trus saya diberi entah pil-pil apa aroma mint, yang akhirnya bisa menenangkan tidur saya.

Besoknya terjadi hal yang sama, sampe akhirnya kayak anak bayi, saya ditemeni mama sampe bener2 tertidur.. ga batuk lagi.. ato ga tau kecapekan gara-gara batuk.

Setelah kejadian itu, saya hampir g pernah merasa, ada momen bener2 tergantung sama mama. Sampai minggu lalu. Saya sedang bingung dengan pengaturan distribusi dan penagihan Toddie. Karena untuk beberapa saat saya akan banyak minta bantuan tenaga Toko Papa Mama untuk dua kegiatan tersebut. Saya, yang dasarnya, g brapa suka urusan administratif, jadi makin puyeng, ketika mulai ngurus pembukuan singkat, bon2 sliweran dihantam deadline edisi 3 yang mendekat. Di saat itu, saya mrasa mama sangat bisa diandalkan. Well, dia memang akuntan sejati. TIpe yang teliti sama hal-hal kecil dan disipilinnya tinggi. Sangat merasa terbantu pokoknya sama mama.

Eh kok tiba2 jumat lalu dia kudu k Singapore, nemeni kakek saya yang sedang operasi.... Ahh.. ga cuma urusan distribusi dan penagihan yang serasa udah tertangani jadi terbengkalai. Sebagian tanggung jawab selama Mama k Spore juga dialihkan ke saya... Aaaaa.... Seminggu lalu.. saya merasaa... 'I need mom.'
Sekilas memang kayaknya saya butuh karena merasa mama ada tanggung jawab yang harus dilakukan. Tapi terlepas dari itu, saya sadar, selama ini. Dari kecil, Saya bisa sliwar sliwer ikut kegiatan ini itu juga karena kedisiplinan dan tanggung jawab mama dalam ngatur transport, keuangan, dan pola makan saya. Sehingga saya bisa tetap sehat bugar keliling dari aktivitas ini ke selanjutnya.

So, rasanya mama saya ga mungkin baca postingan ini..
But, clearly, welcome home, mom!



And All You Can Do Is Keep Breathing...

Comments

  1. Mamaaaa
    mamaaaa
    memang mama orang yang sangat kita butuhkan dan bisa kita peluk *hug
    aku pas sakit juga begitu kok tun... apalagi kalo ga isa obah itu

    ReplyDelete
  2. Batuk sinting? baru denger...Thank God aku ga pernah kena batuk sinting hahahaaa...

    Well, seumur2 hidup jangan sampe kita kurang ajar sama mama kita...She risks her life when delivered us into life...she gives the best as she could, making our life better...All she does (either we agree or not) is for our goodness..

    Thanks Mom, i love u...

    ReplyDelete
  3. Yep, Mom is a superhero! She can't cook, can't drive, also can't speak English. But she's a good organizer, mediator, fashion stylist, and all-out mom!!!!

    ReplyDelete

Post a Comment

thanks!