Love for a Child


Hidup yang sekarang adalah akumulasi dari sejumlah pilihan-pilihan kita sebagai manusia di masa lampau.
Yang selalu menjadi pertanyaan saya adalah, kapan sih saat yang tepat bagi seseorang untuk bisa dikategorikan sebagai manusia dewasa yang sepatutnya mengambil keputusan dan pilihan dalam hidup?

17 tahun? 15 tahun? 10 tahun? Bagaimana dengan 5 tahun?

"Love for a Child"
This was written by Mraz, together with the album's producer Martin Terefe 
and songwriter/pianist Sasha Skarbek (who co-wrote James Blunt's "You're Beautiful").


There's a picture on my kitchen wall
Looks like Jesus and his friends involved
There's a party getting started in the yard
There's a couple getting steamy in the car parked in the drive
Was I too young to see this with my eyes?

By the pool last night, apparently
The chemicals weren't mixed properly
You hit your head and then forgot your name
And then you woke up at the bottom by the drain
And now your altitude and memory's a shame

What about taking this empty cup and filling it up
With a little bit more of innocence

I haven't had enough, it's probably because when you're young
It's okay to be easily ignored
I like to believe it was all about love for a child

And when the house was left in shambles
Who was there to handle all the broken bits of glass
Was it mom who put my dad out on his ass or the other way around
Well I'm far too old to care about that now
What about taking this empty cup and filling it up
With a little bit more of innocence
I haven't had enough, it's probably because when you're young
It's okay to be easily ignored
I'd like to believe it was all about love for a child

It's kinda nice to work the floor since the divorce
I've been enjoying both my Christmases and my birthday cakes
And taking drugs and making love at far too young an age
And they never check to see my grades
What a fool I'd be to start complaining now


What about taking this empty cup and filling it up
With a little bit more of innocence
I haven't had enough, it's probably because when you're young
It's okay to be easily ignored
I'd love to believe it's all about love for a child

It was all about love...


Lagu ini bagi saya adalah penggambaran sisi lain dari seorang Jason Mraz. Jelas tidak akan dijumpai sosok Jason Mraz yang selenge'an, nyantai, bebas travelling, 'bau pantai', selayaknya lagu-lagu fenomenalnya seperti "Remedy (I Won't Worry)", "Geek in the Pink", oh dan tentu saja "I'm Yours." Satu-satunya unsur 'nyantai' ala Mraz tetap keluar di cara dia menyimpulkan kesemua momen tersebut, tapi kali ini, dalam nuansa berbeda. Oh bukan menangis sesenggukan. Tetap tersenyum mungkin, tapi dengan cara yang berbeda.

Di balik segala kebebasan dan rhythm 'asyik' khas Mraz, ternyata tersimpan kedalaman emosi dari masa lalunya. Kepingan-kepingan ingatan yang berusaha disatukan beserta dengan pembelajaran masa kini.
Kenangan 'kurang manis' tentang perceraian, ke'matang'an yang mungkin belum waktunya, pertanyaan-pertanyaan tak terjawab bocah kecil, kebebasan yang tetap ingin 'diperhatikan', yang semuanya berusaha didamaikan dan dibuat 'senang' (atau enjoy saja khas Mraz?) dengan penutup 'semuanya untuk cinta.'
"Semua itu karena mereka sayang sama saya."


*******
Pertama kali saya mendengar istilah 'bercerai' itu waktu saya masih kelas 3 sd. Saya ingat benar, waktu itu ada teman sekelas saya yang papa mamanya bertengkar heboh sampai pernah beberapa kali 'berebut' anak di halaman sekolah saya. Waktu ikut-ikutan nimbrung ketika para wali kelas lagi asyik masyuk bergunjing tentang masalah keluarga teman saya itu, saya sempet nyeletuk dengan sok tau ala saya, "Oh si X itu mama papa nya mau cerai loh."

Langsung aja para guru itu menyaut, "Halah, tau apa sih kamu anak kecil. Paling-paling cerai apa juga nggak ngerti."

Ada benarnya juga. Definisi yang paling bisa saya tangkap dari 'cerai' adalah pisah. Papa dan mama tidak tinggal bareng lagi. Anak tidak tinggal bareng lagi sama papa dan mama. Papa dan mama sering bertengkar, makanya tidak mau tinggal bareng lagi.

Meski ternyata, 'cerai' sendiri punya scope yang berbeda-beda pula. Cerai secara hukum? Cerai secara image? Cerai secara rumah? Banyak lah. Saya nggak mau pusing sama jenisnya. Yang belakangan semakin membuat saya banyak menoleh ke belakang adalah, efek dan latar belakang dari 'perceraian' itu sendiri.

Saya belum pernah jadi orangtua. Belum pernah mengikat komitmen dengan seseorang secara spesial. Mungkin itu adalah salah satu penyebab utama saya masih bisa ngoceh ngalur ngidul pekara hal bersifat 'perpisahan' dari segi well.. 'idealis'? Satu-satunya role yang saya sudah jalani cukup lama adalah sebagai anak. Anak yang kebetulan, cukup sensitif, cukup punya rasa ingin tahu, cukup mudah tenggelam dengan kisah-kisah di sekitarnya, enggak pandai menghafal jalan dan teori, tapi urusan ekspresi orang dan kisah masa lampau cukup pengingat? Terutama kisah orang-orang di dekatnya.

Saya enggak mau ngomong panjang lebar tentang 'why' dan 'what effect' dari perceraian. Sekali lagi, itu sama sekali bukan kapasitas saya. Saya cuma mau bilang dengan segala keterbatasan cara pandang saya, sepertinya yang paling mendamaikan hati, adalah kembali dalam posisi anak polos yang cuman berpikir secara 'polos'nya saja. Menelan mentah-mentah statement (hafalan mungkin?) ternetral dari mereka;

"Ini semua karena kita sayang kalian."


"Ini semua karena cinta. Karena sayang."

Tanpa agenda yang lain. tanpa embel-embel yang lain.
Hanya satu kepercayaan, Papa dan Mama pasti sudah memikirkan yang terbaik untukku.
Mau lima, sepuluh, dua puluh tahun lagi, fakta yang bisa dicerna boleh sudah beda, dunia boleh terus bergulir, tapi, kesimpulan sederhana anak lima tahun itu, boleh tetap ada kan?

" You can't live the rest of your life carrying a pain because your parents couldn't get along. 
I choose to spend my life crafting a joy." - Jason Mraz -

*didedikasikan buat rekan-rekan terkasih. :') 
This is my only christmas wish for you. Love and hugs from here.

Redefined. Repackaged. Remembered.

Comments