Karena Hidup ini Selalu ADIL

Ada banyak hal yang patut disyukuri di dalam hidup ini. Dua yang teratas adalah:

1. Kalau saya boleh jadi bagian dari dunia ini, Dipilih untuk boleh hidup, di muka bumi.

2. Ketika saya akhirnya dititipkan untuk memulai segalanya di sebuah keluarga. Keluarga pasangan Soegiarto Leonata dan Joice Kristanti. Sebagai putri kedua, adik dari Felicia Leonata, dan nantinya calon kakak dari Devi Leonata dan Jaya Saputra Leonata.


Tentu ada masa saya merasa saya sanggup memilih keluarga yang jauh lebih 'baik' dari yang ini. Mengapa harus dipilihkan? Bukannya kita bisa memilih? :)
Tapi memang Tuhan selalu tahu dan menyediakan yang paling baik.
Keluarga inti ini. Papa, Mama, Kakak, dan Adik-Adik. Merekalah pengaruh terbesar dalam perjalanan kisah ini. Dan saya tidak bisa lebih bersyukur ketika saya boleh mendapat kesempatan dan kebanggaan, masuk dalam kehidupan sepasang insan ini. :')

Mama,
perempuan mungil trendsetter poni dalam keluarga,
yang kecantikannya nggak pernah lekang dimakan usia maupun jumlah anak yang telah dilahirkan,
yang berdedikasi dan memegang penuh integritasnya
pekerja keras penuh tanggung jawab
yang mandiri dan nggak manja
yang punya selera bagus dalam menilai barang
yang disiplin dan konsisten
yang berani berpendapat jujur-keras pada Papa di kala yang lain manut dengan keseramannya :p
memang nggak ada perempuan lain mungkin yang bisa mengendalikan pria yang satu itu :')
terima kasih buat segala pengorbanannya
kalau silent itu beneran golden, maka saya tahu investasi emas mama saat ini mungkin sudah bisa dibuat melunasi hutang negara Indonesia
terima kasih buat loyalitas dan (sekali lagi) integritas tiada taranya.
buat teladan kerja keras dan ketegasannya.
Meski tampang saya nggak banyak nurun dari mama, yang jelas sense untuk selalu memotong poni itu sangat menurun kok. Ya, meski akhirnya jadi batok atau petal kalo versi saya. :p

Unforgettable Quotes from Mom: 

"Lain kali, nggak usah beli kado mahal seperti itu buat Mama. 
Kamu sama yang lain ingat ulang tahun Mama saja Mama sudah senang"
Ketika saya dan kakak patungan dengan Papa membelikan tas branded yang dari dulu diinginkan Mama dan nggak pernah kesampaian dibeli. Saya tahu fashion itu passion mama banget dan saya tahu dia nggak pernah minta macem-macem. Beli barang-barang yang dia suka juga nggak pernah minta Papa. :') Itu adalah hari di mana saya belajar memahami, bahwa bukan hanya tas branded yang masuk dalam wishlist Mama.


"Kamu tau, kalau saya yang berbuat, saya pasti ngomong kan?"
Itu kata-kata yang membuktikan betapa 'berani'nya Mama untuk selalu mengucapkan kebenaran. Integritasnya terbukti nyata, dan dia berani memperjuangkannya. Di sana saya belajar banyak, di tengah ambisi tinggi yang diturunkan Papa, integritas itu, harus selalu ada.


Papa,
fotokopi saya versi pria, besar, tinggi, tidak berponi Dora,
dan passion tentang musik dan mesin yang tertukar :D
apa lagi yang sanggup saya deskripsikan tentangmu?
Terlalu mirip sudah kita berdua
Pemasar alami, hobi beranalogi, cerita diulang-ulang
konvensionalitasnya kadang membosankan dan ajaib!
enggak pernah pantes pake barang mahal
enggak punya sense untuk urusan citarasa
enggak bakat menunggu, enggak sabaran
semi diktator, urat malu hampir putus, ambisi dan tekad sekuat baja
bahkan bahasa tubuh kita dalam bertutur pun persis :D
Hanya saja saya versi yang sudah
diterpa pengaruh Westernisasi, teknologi informasi, serta media sana-sini.
Mungkin karena itu, saya enggak melewati masa-masa semua 'manual'
mungkin karena itu hati saya nggak sebesar Papa
Boleh sebut ini Westernisasi atau apapun,
saya percaya ini bagus untuk yin yang.
Sama seperti kekolotan dan kengototan Papa
yang diekuivalenkan sebagai 'prinsip yang tak tergoyahkan',
saya percaya, perbedaan yang ada
akan selalu memperkaya kita.
Terima kasih karena selalu memberikan saya kesempatan
untuk mencoba
gagal,
dan akhirnya, belajar dari kegagalan itu.
Kebesaran hati Papa selalu menjadi bagian dari misteri kehidupan yang ingin saya jelajahi.
Bahkan bila saya bisa naek mesin waktu,
mungkin tahun di mana saya ingin kunjungi adalah tahun-tahun masa kecil
tempat kebesaran hati Papa dibentuk. :')

Unforgettable Quotes from Dad:
"Jadi orang itu harus gentleman. Kalau ada masalah JANGAN PERNAH SEKALIPUN LARI. Harus dihadapi, apapun itu. Karena kalo lari, masalah nggak akan pernah selesai."

"Meski mungkin ada yang nggak suka dan ganggu kita, jangan pernah dibalas. 
Jadi orang, jangan punya niat buruk sama orang lain, kerja keras, jalannya akan ada sendiri."
Lebih dari sekedar quote-quote bijak, teladan itu selalu dan SELALU kau tunjukkan. :')
And then I've experienced by myself, which is, yes, it's true.

"Sudah kamu nggak usah mikirin itu. Kamu sekolah aja dulu. Selama Papa masih ada sekarang, ya memang sudah waktunya untuk segera menyelesaikan ini. 
Kalo 5 tahun lagi mungkin sudah susah."
Papa yang biasanya selalu seakan memaksa saya mulai terlibat dalam banyak 'hal.' Kali ini, justru di kala saya berinisiatif mau mulai terlibat, beliau justru berkata seperti itu. Usaha untuk melegakan saya tersebut justru malah semakin membakar inisiatif serta tekad dalam diri saya untuk semakin terlibat penuh. Kali ini, tanpa dipaksa, tanpa diminta. Ah Papa, mungkin kita memang sebegitu miripnya. 
Dipaksa, nggak akan bisa. 
Dilepas dengan pengertian, justru akan kembali sendiri.

Makasih Mama, Makasih Papa.
Makasih sudah terus menabur ketulusan, tanggung jawab, dan kerja keras.
Mungkin ada yang enggak menghargai
Mungkin ada yang seakan selalu buta dan tutup mata
Mungkin ada yang seakan enggak pernah menyadari dan melihat
Mungkin ada yang selalu menuding
Mungkin ada yang selalu tidak puas
Tapi saya percaya teladan dan tindakan nyata itu selamanya tidak bisa dipungkiri
Paling tidak dalam tim kecil ini.
Dalam tim Jing-Jing, Fong-Fong, Ding-Dong, dan Jaya.


Kita memang tidak bisa menuntut manusia untuk berlaku adil.
Ada hal yang memang tidak bisa dipilih di dalam hidup ini.
Tapi saya percaya, tidak ada yang namanya 'hidup yang tidak adil.'
Karena itulah yang saya lihat dari teladan kalian.

Pelangi nggak akan muncul tanpa didahului hujan.
Dalam kondisi yang disebut-sebut dunia sebagai 'ketidak adilan',
kalian membuktikan bahwa ketulusan dan kerja keras
membuahkan sebuah hasil yang setimpal.
Karakter. Kedewasaan dalam mengatasi masalah.
Teladan bagi keluarga, tim yang solid.

Jadi, hidup itu, selalu adil kan?



Kali ini, dengan tim ini,
tak perlu banyak meminta dan menuntut
apapun yang terjadi,
adil atau tidak, itu urusan manusia lain.
Mau terus maju atau tidak, itulah urusan kita. :)


Pada akhirnya,
bukan seberapa banyak materi
yang kita dapat atau kita punya
namun bagaimana kita akan mengolahnya
dengan siapa kita akan mengelolanya

Kalau dengan tim yang ini,
Tim bentukan teladan hidup kalian,
Saya percaya.
Kita pasti bisa.

Serpong, 21 Juni 2011

Yang berhenti menuntut keadilan
karena Hidup memang selalu, adil,
bila kita mau melakukan bagian kita,





Valencia 'Fong-Fong' Leonata


DREAM Unlimited, LEARN the Unexpected, ACT Unconditionally

Comments

  1. "Meski mungkin ada yang nggak suka dan ganggu kita, jangan pernah dibalas.
    Jadi orang, jangan punya niat buruk sama orang lain, kerja keras, jalannya akan ada sendiri."

    love this quote, kebetulan banget pas baca pas lagi kebawa emosi, just think it over. thanks a lot :)

    ReplyDelete

Post a Comment

thanks!