Kapten, Aku Akan Kembali.

1 trimester telah berlalu. 4 bulan + 2 bulan matrikulasi.
Let's say I've been around 6 months, here, in the heart of Indonesia.
Waktuku, terasa semakin dekat. *halah*

Sempat dan sepertinya terus dibingungkan dengan kebimbangan yang selalu ada itu:
"Prioritas mana yang akan kuambil setelah lulus nanti?"
Peluang untuk mengeksplorasi cita-cita pribadi?
Atau going back for some 'give back' time?

Berbagai perspektif telah kudengar.
"Betapa egoisnya kamu..."
"Bukan. Pencarian makna pribadi itu hak setiap orang.."
"Cari pengalaman dulu dong di luar... Sudah di sini juga.."
"Kembali pun aku jamin, peluang untuk mengembangkan kapasitas buatmu selalu ada loh..."

Pertentangan opini dan jawaban itu selalu ada.
Yang merasa opininya benar akan mempertahankan alasannya.
Yang punya kepentingan akan berusaha menggaet yang dirasa bisa menguntugkannya.
Tidak banyak yang melihat jauh ke hulu dan hilir dari segi pribadi yang sedang dipertimbangkan itu sendiri.
It's okay. :)

Kesemuanya memang pasti kembali, berpulang kepada diriku sendiri.
Pilihan boleh lebih dari satu, support dan pertentangan boleh beribu,
tapi tujuan hidupku toh hanya mengarah pada satu.
Pada hatiku, pada ketetapan hatiku.
Dan seharusnya hanya aku lah yang paling mengerti. *instead of my creator of course. :)

Dan setiap langkahku,
harapku,
bermuara lah engkau
pada tujuanku, hatiku.

Kini, perlahan, aku telah menemukannya.
Satu demi satu 'kejelasan' yang aku cari.
Bukan lagi awang-awang cakrawala yang buram.
Satu per satu anak tangga
dan tuntuntan menghadapi persimpangan,
guidance itu,
ada.

Tak perlu kau berikan 'iming-iming permen'
Aku cukup dewasa untuk memilih
bukan untuk dipilihkan
bukan untuk insentif berdasarkan kepentinganmu

Pola ini memang tidak biasa.
Tidak sesuai gambaran awalku.
Tapi toh kapan sih aku pernah menjadi 'biasa'? :)

Ya, aku akan kembali.
Kembali seperti apa yang mungkin kauharapkan.
Tapi dengan sebuah rencana.
Harapan untuk membenahi.
Mendidik seorang kapten yang tangguh,
Mandiri, layak dilepas,
di tengah samudera.
dan selayaknya menikmati hasil yang seharusnya ia nikmati.

Kapalmu kokoh,
awak-awakmu sudah berpengalaman.
Bajak laut telah berkali-kali engaku porak porandakan.
Ombak dan badai takkan buat dirimu goyah.
Peta itu telah kau miliki.
Tampak sempurna, tapi ku tau tidak.
Kau bisa lebih dari sekarang,
dengan asam garam mu.

Kapten,
aku akan kembali.
Untuk memoles taringmu,
untuk mengukuhkan integritasmu.
Karena aku tahu, sudah saatnya
layarmu berkibar dengan gagah.
Selayaknya dirimu.

DREAM Unlimited, LEARN the Unexpected, ACT Unconditionally

Comments