Speed Up

I wish i can speed up time. :(
Saya sungguh ingin segera mempercepat waktu. Andai kata ada tombol 'next' untuk segera menuju 'chapter' selanjutnya dalam kehidupan, dengan antusiasme tingkat tinggi, saya akan segera memencetnya.
Well, saya paham setiap momen dan detik dalam kehidupan ini memiliki makna tersendiri.
Setiap detiknya berharga, dan tidak sepatutnya, saya yang cuma berakal 'manusia' ini semena-mena memencet tombol next atau previous. Ya in fact, tombol itu memang tidak tersedia. Andaikata ada pun, hmm... ya saya tau memang itu tidak seharusnya saya lakukan sekalipun saya sungguh ingiiiin. -.-"

Seorang sahabat beberapa waktu yang lalu sempat berkata seperti ini kepada saya, 
"I know you seem so fearless with anything new you'll face in your next journey. But remember to ensure that they're all really the right track."
Ada benarnya juga. Dengan kepribadian kolerik yang mengandung unsur kompetitif super tinggi, saya memang selalu seperti itu. Fearless dengan apapun yang segera datang dan kudu dihadapi. Enggak takut salah, peduli setan sama rintangan di depan, come what may, i'll go that way. :D Baiknya tentu saja semangat maju tak gentar jaman 45 itu bisa memerdekakan negara yang sudah dijajah berabad-abad lamanya oleh Belanda *lebay... Buruknya, ya faktanya memang bangsa kita gak bisa merdeka hanya bermodalkan semangat 45 dan bambu runcing. Strategi para cendekiawan tentu juga dibutuhkan, kalo gak ya lama-lama persediaan bambu di Indonesia habis bukan karena dimakan panda tapi untuk dibuat jadi runcing tanpa hasil yang jelas, such as jadi tusuk gigi. (Oke sepertinya saya harus berhenti bermain analogi bodoh ini...)
Secara teori, prinsip, dan apapun yang disebut ideal saya tauuuuu... saya harus belajar sabar bla bla bla.. bahkan momen-momen bagaikan 'blank spot' ini juga ada artinya ada maksudnya....
Tapi sungguh saya gak tahaaan lohhhh berada dalam blank spot ini... Dengan masa-masa tidak mengemban tanggung jawab apa pun, rutinitas yang gak terlalu jelas, sudah ada tujuan jangka pendek tapi nggak sampe-sampe ke sana.... Duh penantian menuju 1 bulan ke depan rasanya luamaaaaaaaaaaaaaa.......

Nah hal lain lagi yang bikin saya jadi sebel-sebel gimana, selama ini saya terbiasa dengan spontanitas tingkat tinggi... Kali ini, mau nggak mau, perencanaan jangka 'agak panjang' harus dilakukan. Such as, ngurus sekolah, rumah, transport, dll dll.. Tentu saja perencanaannya lebih panjang dari sekedar urusan travelling biasa-biasanya. Meski basically buat saya juga g ada bedanya sampe gimana. Buat saya, principally tetep sama, selama poin-poin esensial yang sudah saya butuhkan sudah ada, ya sudah. Eehhh tapiii bisa-bisanya adaaaaa aja hal-hal kecil yang menyelip dan menimbulkan letupan-letupan 'gangguan'... Saya tahu, beberapa gangguan itu mau atau tidak mau memang harus saya hadapi, tapi mbok ya nunggu pas saya sudah memasuki orde baru saja... Jadi apapun yang terjadi, bisa saya hadapi secara langsung sendiri, tidak melibatkan intervensi kanan kiri yang berujung pada kondisi menyebalkan.. -.-

Oh ya satu lagi, kondisi blank spot ini bikin saya hidup tanpa tekanan, yang seems so menyebalkan... Damai-damai begitu saja, jalan tanpa suatu tujuan jelas... Akhirnya tambah membuat saya mikiri hal yang ga pernah saya pikirkan... -.-" Untuk poin terakhir itu saya gak tau mesti bersyukur ato nggak. Awalnya saya mikir, mungkin blank moment ini bikin saya untuk belajar mulai mikiri hal baru. Tapi lama-kelamaan saya kerasa bego kalo cuma menghabiskan waktu mikirin itu... So, cepeetaaaan donkkkkkk waktuuuuu supaya saia segera bisaaa memasuki kehidupan baruuu..... Everything will be back as ordinary as it should be. The responsibility stuff, the deadline, the pressure, the future thought, the weight 0.0, the ordinary me!

The good you do today, will often be forgotten. Do good anyway.

Comments