Thanks God I'm that 1% (part 1)

Agustus 2009
Berikut adalah kutipan obrolan saya dengan salah seorang narasumber Toddie di akhir sesi wawancara.

V: Valen
N: Narasumber


N: Jadi Valen berapa bersaudara ya?
V: Empat. Saya anak ke dua.
N: Adiknya Valen cewek atau cowok?
---> kok jadi dia yang wawancara saya.. hihi...
V: Kami 3 cewek, terakir baru cowok. Saya cewek yang kedua.
N: Wah yang cowok terakhir yaa...Pasti yang paling diharapkan itu..
V: Iya.. dulu aku sama adikku diikutkan program anak laki-laki, tapi keluarnya malah perempuan.

*******

Yes, I am a (....) Girl

.... itu biasa diisi dengan:
- Tomboy.
- Boyish.
- Macho.
dan sejenisnya...

Istilah-istilah tersebut sudah sangat sering di'elu-elu'kan kepada saya. Lebih dari sekedar pendapat orang terhadap saya. Karena semenjak saya mengerti interpretasi dari stereotype gender tersebut, saya juga menemukan karakter seorang 'Valencia Leonata' dalam istilah-istilah tersebut. Semenjak sekitar awal SD barangkali.

Tepatnya, semenjak saya menyadari bahwa saya
- lebih suka warna hijau dan biru ketimbang pink,
- suka sekali pelajaran olahraga ketimbang prakarya,
- suka balapan lari dan dorong-dorongan ketimbang main bekel,
- tidak merasa asing ketika berantem sama cowok-cowok
and so on...

Beranjak remaja, sense, selera, aktivitas, serta gaya berpakaian, ditambah stereotype publik tentang kotak-kotak gender tersebut membuat saya betul-betul sadar sepenuhnya bahwa saya ini: Tomboy.



1. SMP kelas 2, saya main gitar di pentas seni Natal. pertama kalinya mulai potong cepak.
2. SMA kelas 2, hari-hari saya disibukkan dengan bermain basket dan mengurus organisasi majalah sekolah. Saya salah seorang ketuanya.
3. Di pesta 17th saya... make up less, no dress, just smile. hahaha
4. SMA kelas 3, kunjungan ke panti jompo. Kita mengenakan seragam olahraga hasil desain saya. Saya punya ke-2 warnanya, merah untuk cewe dan biru untuk cowo. Hari itu saya pake yang biru.. :D
5. SMA kelas 3 juga.. foto keluarga yang dipajang di rumah hingga sekarang. Saya getol-getolnya bereksperimen potongan rambut ala cowok.


I Am Different

Tentu sempat terlintas di benak saya: kok bisa ya saya berbeda?
Terus saya ini sebenarnya siapa: cowo ato cewe, male or female?
Cewek tapi kok sukaannya kayak cowok?
Dibilang cowok tapi secara biologis saya betul-betul cewek.
Apa iya saya ini cewek secara biologis tetapi cowok secara psikologis?

Masa lalu memang 'senjata' terkuat dalam pembentukan pribadi seseorang. Mulai masa di dalam kandungan, hingga masa kecil saat-saat pembentukan karakter seseorang. Saya sempat mikir-mikir juga... kok bisa ya saya secara alamiah menjadi tomboy? Saudara saya banyak perempuannya, papa mama juga mendidik saya biasa saja. Beberapa tahun terakhir saya baru tahu bahwa, saya adalah anak yang diprogram untuk menjadi laki-laki. Meski hingga hari ini saya merasa perlakuan papa mama kepada saya sama sekali gak mengecewakan meskipun anak keduanya ini adalah perempuan, tapi bibit 'pengharapan menjadi lelaki' tersebut tidak bisa dipungkiri tetap ada dalam diri saya. Dan itu yang tidak saya sadari menjadikan saya seperti hari ini.

Hey, Who Am I?
Basically saya g peduli dengan pendapat orang, saya tetap melaju dengan apa yang menurut saya adalah 'diri saya sesungguhnya.' Saya melakukan apa yang saya suka, mengenakan apa yang saya suka, berteman dengan orang yang saya suka, dan menjadi seperti apa yang saya suka. 'Be Yourself.' Begitu orang bilang.
Khususnya, semenjak saya mengerti pengetahuan budaya, saya memang jadi semakin paham. Istilah, stereotype, dan paradigma itu adalah hasil pemikiran dan bentukan manusia. Jadi saya juga 'don't care' dengan penamaan dan kodrat-kodrat yang menurut saya artificial itu.

Hanya saja, masih terlintas juga pertanyaan dalam diri saya, terlepas dari apa kata dunia: siapa sih 'saya' ini sesungguhnya?

Jawaban terbaik memang tidak pernah bisa didapatkan dari dunia. Siapa sih yang di dunia ini? Mereka loh sama kayak saya: sama manusia nya. Biarpun secara IQ, EQ, dan Q Q lainnya mungkin ada yang pantas disebut peneliti, periset dan ber'hak' bikin teori. But, at the end of those, they're just ordinary human. I want more than that.
Saya mau tau jawaban dari pribadi yang MEMBUAT saya, yang CREATE saya.

The good you do today, will often be forgotten. Do good anyway.

Comments