What Makes Woman: "Woman"?

Dipikir-pikir lagi. Ini salah satu pertanyaan terbesar saya, setelah apa yang saya alami baru-baru ini.

Yeah. Kasus saya memang hanya kasus ringan. Excession Biopsy. Begitu para ahli medis menyebutnya. Tumor jinak. Itu kata orang awam.

Bukan kanker berstadium. Tidak perlu kemoterapi. Tidak perlu pengangkatan organ tertentu.

Hanya saja, setelah apa yang saya alami, para orang dekat di sekeliling saya mulai banyak mewanti-wanti:
- dilarang makan ini, harus sering-sering begini, blablablabla (padahal dokternya sendiri g bilang apa2)
- bahkan ada yang menambahi juga 'sepertinya memang di garis hidupmu ada bakat kanker'

well, terlepas dari segala komentar mereka (yang nggak terlalu saya ambil pusing, kecuali gaya hidup sehat yang memang kudu dilakukan sekalipun saya g kena penyakit apapun), saya mikir juga sih akhirnya:

-gimana ya someday, kalo emang saya kena kanker or whatever penyakit yang selama ini ditakuti wanita. (Sampai hari ini, g ada dokter yang bisa menjelaskan dengan gamblang tuh apa sebab timbulnya suatu kanker)
-gimana y kalo suatu hari saya kudu kehilangan organ-organ fisik yang selama ini spesial dimiliki wanita?

Pertanyaannya:
- in that moment: do a woman still be a woman?

if NO: so, are the woman called a woman because of her physics?
are woman called woman because they have breast, ovum, and uterus?

i don't know. dari dulu saya emang punya pendapat n prinsip kalo seseorang dibilang original woman/ man bukan cuma karena 'gaya/ style' mereka. Cowo yang secara appearance kelihatan 'kemayu' buat saya belum tentu dalemnya kecewek-cewekan. Banyak tuh cowo yang badannya kayak Rambo tapi mentalnya tempe. So do the woman. Yang gayanya keibuan belum tentu aslinya lemah lembut.

Tapi kalo sampe menyangkut fisik yang menjadi identitas sebuah gender.....
ini belum pernah saya pikirkan.

Kalo mereka kehilangan semua yang selama ini menjadi identitas mereka?

Do they still a Woman?
or at least, do they still feel as a woman?