Love Never Fails

Saya udah pernah denger statement ini dari jaman dulu.
Tapi baru memahami artinya sekitar 2 minggu lalu.
Dan semenjak 2 minggu lalu, saya banyak memikirkan arti statement ini.

Terkait dengan posting "Diamku" dan "Bab 1.1 Latar Belakang", saya jadi punya banyak pertanyaan tentang hubungan antar manusia:

1. Pada umumnya orang sering mengambil keputusan final seperti ini, "Kalo udah ga cocok sama satu orang, ya udah, ga usah deket2, ntar tambah bikin ruwet."

2. Emang yang namanya Kebodohan sama Ketulusan itu batasnya tipis banget tah? Ato justru sama aja? tulus-bodoh? Lha rasanya kok selama ini udah tulus menolong orang, tapi kok jadi merasa dibodohi. Dan akhirnya jadi agak mikir "gak bisa ya jadi orang tulus di dunia ini?"
Yea i know, tulus g mesti berarti bodoh. tulus juga kudu cerdas.
Tapi dalam konteks ini.... bodoh gak sih kalo aku memutuskan untuk memberi tanpa mengharap balik blas?

Lha kalo aku mikir, "aku mau nolong km hari ini supaya besok2 kalo aku ada apa2 km bakal krasa utang budi dan nolong aku,"
itu kan sama aja aku udah gak tulus...


But again, thinking about "Love never fails"
saya sempet mbahas masalah ini dengan seorang teman,
yang ternyata juga mengalami kebingungan tentang hal yang sama, dalam konteks yang berbeda. Saya dengan teman. Dia dengan pasangan.

Dan kita sampai di kesimpulan yang sama.
Ya. Love do never fails.
Kasih yang memberi tanpa mengharap balik blas itu gak bakal gagal.
Manusiawi memang kalo kita sempet sedih waktu orang yang sudah kita kasihi itu mengecewakan kita.

Tapi.. Berkaca dari manusia pasti unlimited.
So i try to look inside.
And then we realize that God's love for us are really unconditionally.

Lha kalo Tuhan mikir sama kayak aku (kalo dia mending g usah tulus mengasihi aku karena bakal merasa bodoh soalnya aku toh ya tetep kurang ajar)
How horibble is that?

It's not that easy.
But now i find the answer.

I decide to love whoever you are.
I won't count that.
Coz' HE is the one who love me unconditionally whatever i've done to HIM.

Comments